Monday, May 08, 2006

Batam ( 1 )

Batam setelah tiga puluh tahun berlalu

Pulau Batam yang sekarang sangat berbeda dengan beberapa puluh tahun yang lalu. Dimulai pada zaman " konfrontasi" dengan Malaysia (Saat itu Singapura masih termasuk di dalamnya. Sebagian besar Pulau Batam hutan belantara . Pos utama pasukan KKO/Marinir sekarang berada di Duriangkang, bagian Tenggara Pulau yang berbatasan dengan laut. Di seberang timurnya adalah Tanjung Uban, kota minyak di Pulau Bintan barat laut. Sebelah selatan Duriangkang adalah Telaga Punggur, waktu itu masih pangkalan perahu tongkang dari clan ke Tanjung Pinang atau pulau­pulau,lainnya. Untuk masuk ke Duriangkang melewati sungai kecil pakai peranu/pansam yang rinaang aan pada cabang-cabang pohon tampak banyak ular bergelantungan. Di "Kota" inilah kalau siang masing-masing kesatuan melaksanakan tugas nrtin, malamnya pada menonton siaran TV Malaysia/Singapura. Terakhir selesai nonton jam 21.00/22.00 lalu tidur suasana jadi gelap karena generator harus dihemat. Temyata di barak PHB yang dipimpin Pak Tarmin (Alm.) ada sesuatunya tidak lain seperti derap-derap sepatu atau terkadang bunyi dok-dok-dok. Hantukah ? Orang-orang bilang begitu. Siangnya bagian Kesehatan pimpinan pak dr. Kumbo banyak dikunjungi pasien lokal, umumnya orang-orang Tionghoa keluarga penyadap karet. Mereka membaias jasa pengobatan dengan telor / ayam. Waktu itu komandannya Pak Anwar (Alm.) clan ajudannya Pak Edi Antoni (Alm.) Saat bubaran Brigat II orang-orang sibuk berkemas pulang. Alat-alat berat seperti tank, pansam, armed, dan AN-GRC26 mobil unit komunikasi serta kendaraan-kendaraan diangkut semua oleh LST ke Jakarta sejak Maret 1968. Pulau Batam sepilah sejak itu.

Kini lebih sepertiga abad berlalu Pulau Batam telah berganti wajah , pos­pos KKO-Marinir yang dulu hanya tempat kosong seperti Sekupang, Batu besar, Nongsa dan Tanjung Pinggir, juga Duriangkang -- telah ramai (dengan Bandara Hang Nadim dan "makmur'j, penuh manusia pengadu untung, selama tahun 1990-an dibangun jembatan BARELANG (Bata m-Rempangdan Galang, yang disebut terakhir ini bekas tempat penampungan pengungsi Vietnam). Di situ seperti "negara" tersendiri bagi masyarakat Vietnam yang telah datang pakai perahu-perahu kecil. Ada kampung, kebun, sekolah, kuil dengan patung mirip Dewi Kwan-Im versi Vietnam, clan kuburan (lagi-lagi banyak hantunya walaupun siang-siang). Di Sekupang telah didirikan patung Dewi Kwan-Im tinggi menghadap laut yang disucikan dan dikramatkan bagi pemeluknya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home