BIODATA
BIOGRAFI SINGKAT
Rahmat Ali dilahirkan di Malang, 29 Juni 1939. Alumnus Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unair Malang (1960-1964) ini lalu mengabdi sebagai perwira marinir pada 1964-1973. Kemudian, dia ditransfer ke Pemda DKI (1973-1995) hingga pensiun awal.
Kegiatan tulis-menulis sudah digeluti sejak mengurus majalah Dian di SMA Bagian A di Alun-Alun Bunder Malang, 19581960. Sajak-sajaknya dimuat di koran lokal Trompet Masyarakat dan salah satunya pernah mendapatkan hadiah buku Priangan Si Jelita karya Ramadhan KH. (Redaktur koran: Supriyadi Tomodihardjo).
Sementara, cerpen-cerpennya juga dimuat di majalah Tanahair (semula bernama Terang Bulan), lalu Gelora (keduanya terbitan Surabaya). Selain cerpen, laporan kegiatan kesenian juga sering ditulisnya di majalah Antara. (majalah-majalah tersebut tidak terbit lagi).
Tulisan-tulisannya juga tersebar di Wanita, koran Hidup, Berita Minggu, Pedoman, Sinar Harapan (cerbung), Suara Pembaruan, Kompas, sajak-sajak di Budaya Jaya, Indonesia Raya (esai sejarah tentang "Meriam Si Jagur"), Intisari, Femina, Tomtom, Horison, Cadence (Association des Professeurs de Francais En Indonesie). Sajak-sajak berbahasa Prancis yang dihasilkannya antara lain "Cher7antuk", "Les7eunes Montagnardes", dan "La Belle Chanteuse de Rock" yang memenangkan hadiah di buletin Le Coq, CCF Jakarta, tahun 1986.
"Kena Jaring", cerpennya, memenangkan hadiah Kincir Perak Radio Hilversum dan diterbitkan dalam antologi Dari lodoh sampai Supiyah (Jambatan, 1975). Cerpen lainnya diterbitkan dalam antologi antara lain Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Aries Lima, 1982), Lukisan Sekuntum Bunga (Rosda Bandung, 1985), Cerita Pendek Indonesia III (Gramedia, 1986), Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur, 1991).
Karya lain yang berdasarkan legenda adalah Cerita Rakyat Betawi I dan II (Grasindo, 1993), Sang Gubernur Jenderal (Gramedia, 1976), Fatahillah, Pahlawan Kota Jakarta (Cypress Jakarta, 1982) yang memperoleh penghargaan Yayasan Buku Utama 1983, Para Pengawal Sultan Babullah (Jantera Bakti,1983), Ratu Kalinyamat (Cypress Jakarta, 1985), Novi (Balai Pustaka, 1986), Baron Sakender (Mitra Gama Widya, 1998), dan Nyai Dasima (Grasindo, 2000), Negeri Surilang (grasindo 2001).
Rahmat Ali kini tinggal di Jakarta bersama istri, empat anak, dan empat cucunya. Hobi bertualang dan berenang tetap menjadi bagian hidupnya.
Rahmat Ali dilahirkan di Malang, 29 Juni 1939. Alumnus Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unair Malang (1960-1964) ini lalu mengabdi sebagai perwira marinir pada 1964-1973. Kemudian, dia ditransfer ke Pemda DKI (1973-1995) hingga pensiun awal.
Kegiatan tulis-menulis sudah digeluti sejak mengurus majalah Dian di SMA Bagian A di Alun-Alun Bunder Malang, 19581960. Sajak-sajaknya dimuat di koran lokal Trompet Masyarakat dan salah satunya pernah mendapatkan hadiah buku Priangan Si Jelita karya Ramadhan KH. (Redaktur koran: Supriyadi Tomodihardjo).
Sementara, cerpen-cerpennya juga dimuat di majalah Tanahair (semula bernama Terang Bulan), lalu Gelora (keduanya terbitan Surabaya). Selain cerpen, laporan kegiatan kesenian juga sering ditulisnya di majalah Antara. (majalah-majalah tersebut tidak terbit lagi).
Tulisan-tulisannya juga tersebar di Wanita, koran Hidup, Berita Minggu, Pedoman, Sinar Harapan (cerbung), Suara Pembaruan, Kompas, sajak-sajak di Budaya Jaya, Indonesia Raya (esai sejarah tentang "Meriam Si Jagur"), Intisari, Femina, Tomtom, Horison, Cadence (Association des Professeurs de Francais En Indonesie). Sajak-sajak berbahasa Prancis yang dihasilkannya antara lain "Cher7antuk", "Les7eunes Montagnardes", dan "La Belle Chanteuse de Rock" yang memenangkan hadiah di buletin Le Coq, CCF Jakarta, tahun 1986.
"Kena Jaring", cerpennya, memenangkan hadiah Kincir Perak Radio Hilversum dan diterbitkan dalam antologi Dari lodoh sampai Supiyah (Jambatan, 1975). Cerpen lainnya diterbitkan dalam antologi antara lain Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa (Aries Lima, 1982), Lukisan Sekuntum Bunga (Rosda Bandung, 1985), Cerita Pendek Indonesia III (Gramedia, 1986), Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur, 1991).
Karya lain yang berdasarkan legenda adalah Cerita Rakyat Betawi I dan II (Grasindo, 1993), Sang Gubernur Jenderal (Gramedia, 1976), Fatahillah, Pahlawan Kota Jakarta (Cypress Jakarta, 1982) yang memperoleh penghargaan Yayasan Buku Utama 1983, Para Pengawal Sultan Babullah (Jantera Bakti,1983), Ratu Kalinyamat (Cypress Jakarta, 1985), Novi (Balai Pustaka, 1986), Baron Sakender (Mitra Gama Widya, 1998), dan Nyai Dasima (Grasindo, 2000), Negeri Surilang (grasindo 2001).
Rahmat Ali kini tinggal di Jakarta bersama istri, empat anak, dan empat cucunya. Hobi bertualang dan berenang tetap menjadi bagian hidupnya.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home